Salah satu tambahan tugas anak yatim adalah nganterin nyokap kondangan, duh.. males banget, kudu dandan, trus ngak kenal sama pengantinnya, ngak kenal sama orang2 sekeliling, suka ditanya2 kapan nikah dll.. pokoknya gue paling segen, kalo bisa nolak, pasti gue tolak.
Kemaren gue ngak bisa nolak untuk nganterin kondangan ke Gedung Arsip Nasional, pesta taman. Wadoooh.... jam 6 sore hujaaan gede banget, eh.. jam 6.15 udah agak reda, kami berangkat jam 6.30 sama Bok San, Sandra, Mimi dan Jorie. Sampai disana wuih... ramee banget, terpaksa parkir di depan, lumayan jauh neeh jalannya, mane becek lagee.
Pengantinnya cuma potong kue, toast lalu mingle diantara para tamu, gue pribadi ngak terlalu suka dengan cara yang kayak gitu, kita yang kudu cari pengantin untuk mengucapkan selamat, huh... males banget. Kalo jadi penganten, mbok ya duduk manis aja di pelaminan, ngak usah muter-muter kayak titiran, jalan-jalan ngak karu-karuan.
Puasa gue batal lagi, gue ngak nahan untuk ngak nyicip roast duck, yummy euy... gue tau diri koq cuman makan 2 potong kecil, beneran cuman nyicip (^-^)
Makanan berlimpah banyaknya, soal rasa, standard lah... sekarang2 ini gue merasa rugi kalo makan yang rasanya ngak enak ato biasa aja, karena cuma nambahin berat badan dan lemak doank, kalo enak, yah... apa boleh buat deh, berat badan bertambah, perut gendut, lemak bergelambiran, gue rela se rela-relanya.
Minggu, 31 Agustus 2008
Dialog with Jason
Sejak umur 1 tahun 8 bulan Jason udah bisa nyanyi, dalam pengertian, kata2 masih amburadul, tapi nada lagu udah bener dan lengkap sampai lagu selesai. Dia bisa menyanyikan beberapa lagu gereja, twinkle2 little star, cicak-cicak, naik2 kepuncak gunung, dari sabang sampai merauke bahkan lagunya Agnes Monica - Matahari dia hapal nadanya.
Menurut pakar anak, hal tersebut bagus buat perkembangannya, dia akan lebih mudah mengingat lalu menyelaraskannya melalui dengan lagu, contohnya kalo dia melihat semut, dia akan langsung nyanyi si semut yang kecil... bekerja dengan rajin... bla..bla..bla... lihat cicak, cicak-cicak didinding.. bla..bla..bla.. yang lucu kalo dia disuruh makan obat, dia nyanyi dulu... hati yang gembira haha.. adalah obat.... seperti obat hati yang senang... bla..bla..bla.. jadilah kita nunggu dia selesai nyanyi baru dia minum tuh obat.
Saat ini Jason lagi senang menyebut nama orang, seperti kayak gini:
T (tanya) : Ema nya siapa?
J (Jawab) : Ema Sinta
T : Engkong nya siapa?
J : Ekong (engkong maksudnya) Beni
T : Oma nya siapa?
J : Oma Lina
T : Opa nya siapa?
J : Opa Nicole (duh... sedih deh.. berhubung udah ngak punya opa, jadi dia sebut opa nya si Nicole)
T : Ai nya siapa ? (ai = tante (sebutan untuk kakak cewe dari pihak ibunya)
J : Ai Yuli
T : Kuku nya siapa (kuku = oom (sebutan untuk kakak laki dari pihak ibunya)
J : Kuku Yudi
T : Ako nya siapa (ako = tante (sebutan untuk kakak cewe dari pihak bapaknya)
J : Ako Susi
T : Oo nya siapa (oo = tante (sebutan untuk adik cewe dari pihak bapaknya)
J : oo kamu ketahuan... pacaran lagi...
Walah... ditanya, koq malah nyanyi...
Menurut pakar anak, hal tersebut bagus buat perkembangannya, dia akan lebih mudah mengingat lalu menyelaraskannya melalui dengan lagu, contohnya kalo dia melihat semut, dia akan langsung nyanyi si semut yang kecil... bekerja dengan rajin... bla..bla..bla... lihat cicak, cicak-cicak didinding.. bla..bla..bla.. yang lucu kalo dia disuruh makan obat, dia nyanyi dulu... hati yang gembira haha.. adalah obat.... seperti obat hati yang senang... bla..bla..bla.. jadilah kita nunggu dia selesai nyanyi baru dia minum tuh obat.
Saat ini Jason lagi senang menyebut nama orang, seperti kayak gini:
T (tanya) : Ema nya siapa?
J (Jawab) : Ema Sinta
T : Engkong nya siapa?
J : Ekong (engkong maksudnya) Beni
T : Oma nya siapa?
J : Oma Lina
T : Opa nya siapa?
J : Opa Nicole (duh... sedih deh.. berhubung udah ngak punya opa, jadi dia sebut opa nya si Nicole)
T : Ai nya siapa ? (ai = tante (sebutan untuk kakak cewe dari pihak ibunya)
J : Ai Yuli
T : Kuku nya siapa (kuku = oom (sebutan untuk kakak laki dari pihak ibunya)
J : Kuku Yudi
T : Ako nya siapa (ako = tante (sebutan untuk kakak cewe dari pihak bapaknya)
J : Ako Susi
T : Oo nya siapa (oo = tante (sebutan untuk adik cewe dari pihak bapaknya)
J : oo kamu ketahuan... pacaran lagi...
Walah... ditanya, koq malah nyanyi...
Senin, 25 Agustus 2008
Angsa
Kalo kemaren2 gue cerita tentang bebek, pagi ini gue dapet email tentang angsa (hm... angsa dan bebek ngak beda jauh kan?). Silahkan menyimak cerita tersebut, semoga mendapatkan "sesuatu" daripadanya.
Pernahkah anda amati cara hidup angsa?
Bila musim berganti, biasanya kawanan angsa akan berpindah tempat secara berkelompok. Mereka terbang mencari tempat persinggahan yang baru.
Pada saat rombongan angsa itu mengudara, mereka akan membentuk formasi huruf 'V'. Dikala mereka mengepakkan sayap, maka angsa berikutnya akan terangkat, dan seluruh rombongan akan terbang 71 % lebih cepat dibanding dengan mereka terbang sendiri-sendiri. Kalau kepala rombongan letih, ia akan berpindah tempat ke belakang dan seekor angsa lain akan maju mengambil alih tempatnya.
Bila dalam perjalanan ada angsa yang jatuh sakit atau misalnya kena luka tembak dan terpaksa harus meninggalkan formasi, maka otomatis dua ekor angsa lainnya akan undur untuk menopang dan melindunginya lalu mendarat. Mereka akan menunggu hingga temannya sembuh, untuk bergabung dengan rombongan berikutnya.
Sungguh indah kebersamaan di antara para angsa itu. Tanpa pamrih mereka saling menopang, mendukung, menguatkan, dan menghibur. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki semangat kebersamaan itu?
Hanya dengan semangat kebersamaan, hidup persekutuan kita akan terasa indah. Jalan yang berat berliku pun akan terasa ringan, bila kita melangkah dengan semangat saling mendukung dan menopang. Bersama-sama kita juga akan lebih kuat dalam menghadapi rintangan dan persoalan, serta lebih cepat dalam mencapai tujuan.
Masalahnya, justru sering kita membawa keinginan pribadi. Kita enggan hidup dalam semangat kebersamaan itu. Kita cenderung, dengan cara halus atau kasar, memaksakan kehendak kita supaya orang lain memenuhi keinginan kita. Maka kalau sudah demikian, jangan heran betapa akan rapuhnya kita. Marilah kita memetik pelajaran dari kawanan angsa itu...
Author :Unknown
"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)
Pernahkah anda amati cara hidup angsa?
Bila musim berganti, biasanya kawanan angsa akan berpindah tempat secara berkelompok. Mereka terbang mencari tempat persinggahan yang baru.
Pada saat rombongan angsa itu mengudara, mereka akan membentuk formasi huruf 'V'. Dikala mereka mengepakkan sayap, maka angsa berikutnya akan terangkat, dan seluruh rombongan akan terbang 71 % lebih cepat dibanding dengan mereka terbang sendiri-sendiri. Kalau kepala rombongan letih, ia akan berpindah tempat ke belakang dan seekor angsa lain akan maju mengambil alih tempatnya.
Bila dalam perjalanan ada angsa yang jatuh sakit atau misalnya kena luka tembak dan terpaksa harus meninggalkan formasi, maka otomatis dua ekor angsa lainnya akan undur untuk menopang dan melindunginya lalu mendarat. Mereka akan menunggu hingga temannya sembuh, untuk bergabung dengan rombongan berikutnya.
Sungguh indah kebersamaan di antara para angsa itu. Tanpa pamrih mereka saling menopang, mendukung, menguatkan, dan menghibur. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki semangat kebersamaan itu?
Hanya dengan semangat kebersamaan, hidup persekutuan kita akan terasa indah. Jalan yang berat berliku pun akan terasa ringan, bila kita melangkah dengan semangat saling mendukung dan menopang. Bersama-sama kita juga akan lebih kuat dalam menghadapi rintangan dan persoalan, serta lebih cepat dalam mencapai tujuan.
Masalahnya, justru sering kita membawa keinginan pribadi. Kita enggan hidup dalam semangat kebersamaan itu. Kita cenderung, dengan cara halus atau kasar, memaksakan kehendak kita supaya orang lain memenuhi keinginan kita. Maka kalau sudah demikian, jangan heran betapa akan rapuhnya kita. Marilah kita memetik pelajaran dari kawanan angsa itu...
Author :Unknown
"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)
Bebek bebek ku..
Jumat lalu, 22 Agustus, bareng anak Finance, gue memberanikan diri ikutan makan siang di Bebek Suryo setelah sekian lama "pantang, puasa dan sementara haram" menyantap donald duck. Seperti biasa gue pesen nasi cobek dan sepotong paha bebek, di bandrol Rp 31,000 duh... enak tenan...
Sambil nyantap, sambil berdoa semoga darah gue ngak naik, semoga kepala gue ngak pusing, eh... ternyata enggak tuh.. gue fine-fine aje..
Sabtu, si Maya ngajak gue ke Golden truly, mo beli kado buat kasih temen kantornya Adit yang selametan rumah baru, nyari muter-muter, dan berakhir di Giant, belanja belanji, bolong kantong Rp 200.000 buat belanja yang ngak kepuguhan.
Cape belanja, lapar menyerang, masuk ke food court, terlihat banner Bebek Cak Topa, si Maya langsung teriak, itu kan yang dibahas di Majalah Cek & Ricek, nyobain yuk... tanpa pikir panjang gue setuju, gue pesen paket bebek cabe ijo, lengkap dengan nasi, sambel dan lalap, si Maya pesen paket bebek goreng, di bandrol Rp 19.500 per paket. Lagi nunggu pesanan datang, gue baru keingetan, lha... kemaren kan baru makan bebek, mateee guee...
Kali ini gue makan tanpa berani berdoa, gue makan aja dengan nikmat, dengan sadar akan konsekuensi yang bakal gue terima, yakni kepala cekot-cekot. Bener tuh, abis makan, kepala gue pusing, nah... itulah resikonya... makan bebek, dahsyat... reaksinya langsung terasa.
Dulu gue ngak pernah pengen nyobain bebek, tapi setelah makan, gue jadi doyan, apalagi setelah ada larangan, makin makin an. Padahal gue baca buku Diet ala golongan darah, ayam dan bebek termasuk makanan haram buat gue.
Menjelang bulan puasa, Donald gue haramkan lagi, jadi please... jangan ajak gue makan bebek ya.. karena gue ngak yakin bisa nahan godaan untuk ngak nyantap si Donald.
Sambil nyantap, sambil berdoa semoga darah gue ngak naik, semoga kepala gue ngak pusing, eh... ternyata enggak tuh.. gue fine-fine aje..
Sabtu, si Maya ngajak gue ke Golden truly, mo beli kado buat kasih temen kantornya Adit yang selametan rumah baru, nyari muter-muter, dan berakhir di Giant, belanja belanji, bolong kantong Rp 200.000 buat belanja yang ngak kepuguhan.
Cape belanja, lapar menyerang, masuk ke food court, terlihat banner Bebek Cak Topa, si Maya langsung teriak, itu kan yang dibahas di Majalah Cek & Ricek, nyobain yuk... tanpa pikir panjang gue setuju, gue pesen paket bebek cabe ijo, lengkap dengan nasi, sambel dan lalap, si Maya pesen paket bebek goreng, di bandrol Rp 19.500 per paket. Lagi nunggu pesanan datang, gue baru keingetan, lha... kemaren kan baru makan bebek, mateee guee...
Kali ini gue makan tanpa berani berdoa, gue makan aja dengan nikmat, dengan sadar akan konsekuensi yang bakal gue terima, yakni kepala cekot-cekot. Bener tuh, abis makan, kepala gue pusing, nah... itulah resikonya... makan bebek, dahsyat... reaksinya langsung terasa.
Dulu gue ngak pernah pengen nyobain bebek, tapi setelah makan, gue jadi doyan, apalagi setelah ada larangan, makin makin an. Padahal gue baca buku Diet ala golongan darah, ayam dan bebek termasuk makanan haram buat gue.
Menjelang bulan puasa, Donald gue haramkan lagi, jadi please... jangan ajak gue makan bebek ya.. karena gue ngak yakin bisa nahan godaan untuk ngak nyantap si Donald.
Balik ke habitat
Lupaaaaa terus mo cerita kalo gue udah balik ke habitat awal gue, akhirnya, berkat sedikit usaha dan doa temen2 semua, mulai awal bulan Agustus gue balik jadi sekretaris lagi. Rasanya lega dan secara batin gue lebih nyaman. Mungkin karena cita2 dan mental gue emang cuma jadi sekretaris. Walaupun di kasih kesempatan nyoba pekerjaan lain, tapi hati dan pikiran gue ngak bisa berubah, ngak bisa pindah ke lain bidang.
Buat rekan2 sekretaris yang udah mendukung usaha gue, makasih, thank u, xie xie, kamsiah...
Kali ini majikan gue cewe, walaupun belon sebulan gue bantuin dia, gue melihat banyak sekali perbedaannya, kontras dengan majikan gue yang dulu, nih gue coba bikin tabel perbedaannya (buat temen2 yang mau nambahin, dipersilahkan ...)
Dulu : Ngak betah di kandangnya, demen berdiri didepan meja gue, beredar ke segala penjuru
Sekarang : Anteng banget di kandangnya, mungkin keluar kandang kalo mo ke toilet doank
Dulu : Expressive, meledak2
Sekarang : Nyaris tanpa expresi, muke nye lempeng
Dulu : Mulutnya ngak pernah berhenti ngoceh, entah nyuruh, ato cuma demen nyebut nama gue
Sekarang : Ngomong ke gue paling sekali ato paling banter 3 kali dalam sehari
Dulu : Gue selalu harus ada ditempat
Sekarang : Kayaknya ngak peduli tuh, gue ada or ngak, buktinya belon pernah di cari kalo ngak ada ditempat
Dengan perbedaan yang begitu mencolok, otomatis gue harus mempelajari dan mencoba mengikuti ritme yang ada, minimal gue juga harus belajar bicara dengan lebih tenang, ngak meledak2, ngak bicara dengan kecepatan tinggi, agar terlihat lebih kalem, cihuyyyy.... bisa gak ya guee...
Yang susah, mengatur wajah agar kelihatan lempeng, dan tanpa expressi. Apakah ada temen2 yang bisa membantu gue????
Buat rekan2 sekretaris yang udah mendukung usaha gue, makasih, thank u, xie xie, kamsiah...
Kali ini majikan gue cewe, walaupun belon sebulan gue bantuin dia, gue melihat banyak sekali perbedaannya, kontras dengan majikan gue yang dulu, nih gue coba bikin tabel perbedaannya (buat temen2 yang mau nambahin, dipersilahkan ...)
Dulu : Ngak betah di kandangnya, demen berdiri didepan meja gue, beredar ke segala penjuru
Sekarang : Anteng banget di kandangnya, mungkin keluar kandang kalo mo ke toilet doank
Dulu : Expressive, meledak2
Sekarang : Nyaris tanpa expresi, muke nye lempeng
Dulu : Mulutnya ngak pernah berhenti ngoceh, entah nyuruh, ato cuma demen nyebut nama gue
Sekarang : Ngomong ke gue paling sekali ato paling banter 3 kali dalam sehari
Dulu : Gue selalu harus ada ditempat
Sekarang : Kayaknya ngak peduli tuh, gue ada or ngak, buktinya belon pernah di cari kalo ngak ada ditempat
Dengan perbedaan yang begitu mencolok, otomatis gue harus mempelajari dan mencoba mengikuti ritme yang ada, minimal gue juga harus belajar bicara dengan lebih tenang, ngak meledak2, ngak bicara dengan kecepatan tinggi, agar terlihat lebih kalem, cihuyyyy.... bisa gak ya guee...
Yang susah, mengatur wajah agar kelihatan lempeng, dan tanpa expressi. Apakah ada temen2 yang bisa membantu gue????
Rabu, 20 Agustus 2008
Sop Buntut Ibu Samino
18 Agustus, libur...
Sandra ngundang kerumahnya, rencananya seluruh keluarga besar mo kumpul2 dengan menu makan siang ikan bakar Tarjo.
Jam 10.30 genk gunung sari udah nyampe di rumah Sandra, gue langsung berhitung mo beli berapa banyak ikan, cumi, udang dll. lalu gue dan Sandra berangkat ke Tarjo di jalan Tentara Pelajar Patal Senayan, ternyataaaaaaa Tarjo ikutan libur... mateee deh... harus cari alternatif lain, cari makanan apa ya buat ngempanin orang sebalyon yang udah menunggu dengan kondisi lapar .. buntu deh otak, karena yang ada dalam bayangan hanya ikan bakar, cumi bakar dan udang saos padang.
Sandra yang mengenal daerah itu bilang, kita beli ayam bakar Ganthari aja di Gandaria. OK lah... kita meluncur, eh... eh... ngak jauh dari Tarjo gue melihat ada tulisan Sop Buntut Ibu Samino, gue suruh Sandra berhenti, dan gue pesen 2 porsi sop buntut, sambil nunggu pesanan, gue tanya mas, ini sop buntut yang ibunya suka nanya ; apa lagee... apa lagee kalo kita menyebutkan apa yang kita makan, si mas dengan senyum dikulum mengangguk. Bener gak salah lagi, karena gue meihat didalam ruangan ada photo besar si Ibu Samino, dengan kliping koran yang dipasangi pigura. Harga seporsi Rp 18,000.
Dulu, waktu masih di BNI 46, suka makan yang di Dep. P&K (kalo ngak salah), dideket TVRI. Makannya bareng Caca & Nova. Pernah juga makan dengan Hendra Han, dan pernah terjadi "kecelakaan kecil" waktu makan dengan Anwar, sop buntut tersebut ketinggalan di mobil Anwar, tanpa diketahui oleh pemilik sop maupun pemilik mobil. Anwar sadar ketika tercium bau2 ngak enak di mobilnya, duh... maaap deh... hm...gue lupa sop buntut siapa yang ketinggalan. Dimana ya.. Anwar sekarang???
Di ayam Ganthari, gue sempet kesel... nunggu lamaaaaa banget, waktu gue tanya, si mbak bilang ayamnya masih di panggang, tunggu... tanya lagi, jawaban masih sama. Gue nyamperin ketempat pembakaran, ternyata ayam udah kelar dibakar, tinggal nunggu sambel yang lagi diambil di daerah Cipete, duh... terpaksa sabar menunggu karena ngak mungkin kan makan ayam bakar tanpa sambel??!!!
Ayam Bakar harganya Rp 10,000, ati ampela Rp 5,000, rasanya enak, bumbunya meresap kedalam ayam, matang, sambelnya ditambah dengan jeruk limau lagi, untuk memperkaya rasa jadi tambah mak nyuss...
Sop buntutnya, enak, walaupun kuahnya agak2 asin, jangan2 kuah buatan kemaren. Gpp, yang penting gue menemukan kembali makanan yang dulu pernah jadi favorit dan mengingatkan kembali kenangan lama yang pernah ada. Kapan ya... Ca, Nov, Hen, kita makan bareng lagi sop buntut ibu Samino.
Sandra ngundang kerumahnya, rencananya seluruh keluarga besar mo kumpul2 dengan menu makan siang ikan bakar Tarjo.
Jam 10.30 genk gunung sari udah nyampe di rumah Sandra, gue langsung berhitung mo beli berapa banyak ikan, cumi, udang dll. lalu gue dan Sandra berangkat ke Tarjo di jalan Tentara Pelajar Patal Senayan, ternyataaaaaaa Tarjo ikutan libur... mateee deh... harus cari alternatif lain, cari makanan apa ya buat ngempanin orang sebalyon yang udah menunggu dengan kondisi lapar .. buntu deh otak, karena yang ada dalam bayangan hanya ikan bakar, cumi bakar dan udang saos padang.
Sandra yang mengenal daerah itu bilang, kita beli ayam bakar Ganthari aja di Gandaria. OK lah... kita meluncur, eh... eh... ngak jauh dari Tarjo gue melihat ada tulisan Sop Buntut Ibu Samino, gue suruh Sandra berhenti, dan gue pesen 2 porsi sop buntut, sambil nunggu pesanan, gue tanya mas, ini sop buntut yang ibunya suka nanya ; apa lagee... apa lagee kalo kita menyebutkan apa yang kita makan, si mas dengan senyum dikulum mengangguk. Bener gak salah lagi, karena gue meihat didalam ruangan ada photo besar si Ibu Samino, dengan kliping koran yang dipasangi pigura. Harga seporsi Rp 18,000.
Dulu, waktu masih di BNI 46, suka makan yang di Dep. P&K (kalo ngak salah), dideket TVRI. Makannya bareng Caca & Nova. Pernah juga makan dengan Hendra Han, dan pernah terjadi "kecelakaan kecil" waktu makan dengan Anwar, sop buntut tersebut ketinggalan di mobil Anwar, tanpa diketahui oleh pemilik sop maupun pemilik mobil. Anwar sadar ketika tercium bau2 ngak enak di mobilnya, duh... maaap deh... hm...gue lupa sop buntut siapa yang ketinggalan. Dimana ya.. Anwar sekarang???
Di ayam Ganthari, gue sempet kesel... nunggu lamaaaaa banget, waktu gue tanya, si mbak bilang ayamnya masih di panggang, tunggu... tanya lagi, jawaban masih sama. Gue nyamperin ketempat pembakaran, ternyata ayam udah kelar dibakar, tinggal nunggu sambel yang lagi diambil di daerah Cipete, duh... terpaksa sabar menunggu karena ngak mungkin kan makan ayam bakar tanpa sambel??!!!
Ayam Bakar harganya Rp 10,000, ati ampela Rp 5,000, rasanya enak, bumbunya meresap kedalam ayam, matang, sambelnya ditambah dengan jeruk limau lagi, untuk memperkaya rasa jadi tambah mak nyuss...
Sop buntutnya, enak, walaupun kuahnya agak2 asin, jangan2 kuah buatan kemaren. Gpp, yang penting gue menemukan kembali makanan yang dulu pernah jadi favorit dan mengingatkan kembali kenangan lama yang pernah ada. Kapan ya... Ca, Nov, Hen, kita makan bareng lagi sop buntut ibu Samino.
Rawon Setan Mbak Endang
17 Agustus, Merdeka!!!!
Kebaktian di gereja hari ini dilengkapi dengan nyanyi Indonesia Raya sebagai lagu pembuka. Bersyukur atas kemerdekaan yang Tuhan berikan, sehingga kita boleh merasakan indahnya kebebasan.
Sepulang dari kebaktian, jemput nyokap dan iie Mira di depan Dunkin rencananya mo nyobain Rawon Setan Mbak Endang yang ada didaerah Mangga Besar. Terbawa rasa penasaran aja, rawon seperti apa sih yang disebut rawon setan? makin penasaran lagi, restoran tsb buka 24 jam, setau gue restoran yang buka 24 jam tuh ngak banyak, biasanya franchise, lha ini, kalo dari nama mestinya restoran lokal, hebat juga tuh bisa buka 24 jam.
Gue pesan 1 porsi rawon iga special, 2 nasi putih, 2 es teh tawar, 1 paket rawon daging yang sudah termasuk nasi, 1/2 telor asin, kerupuk udang dan teh botol. Untuk melengkapi 4 sehat gue pesen pecel. Makanan keluar, rawon iga ditaruh dalam mangkok besar dengan api dibawahnya, sementara rawon daging dicampur dalam nasi. Rawon udah tersedia di meja trus dimana "setan" nya??? ternyata sambel cabe rawitnya yang peudesss minta ampun, itulah "setannya". Soal rasa... lumayan lah... kluwek tidak pahit, toge kecilnya seger. Harga? rawon iga Rp 30,000, paket rawon Rp 20,000, total kerusakan Rp 72,000. Masih bolehlah...
Jam 11.15 kita udah nyampe di Lokasari, mao ke supermarket Hari-hari, eh... belon buka, katanya buka jam 12, jalan2 disekitar situ, ada toko2 kecil, trus nunggu di mobil. Gile beneerrr.... dibela2in nungguin supermarket buka.
Jam 2.00 pulang, didepan gang udah di cegat sama hansip, mobil gak bisa masuk, karena jalanan mo dipake buat perlombaan 17an, terpaksa deh mobil nginap di tempat parkiran, dan acara perlombaan diadakan tepat di depan rumah gue, akibatnya gue ngak bebas keluar masuk, karena orang banyak berkerumun menonton perlombaan tersebut. Walah... walah...hari kemerdekaan koq, gue ngak merdeka, terkungkung di rumah, gak bisa keluar, akhirnya gue jadi supporter si Emi aja yang ikutan main menggetok bungkusan air dengan mata tertutup, duh.. sampe serak deh gue ikutan nyorakin.
Buat Indonesiaku Sekali Merdeka, tetap Merdeka!!!!
Kebaktian di gereja hari ini dilengkapi dengan nyanyi Indonesia Raya sebagai lagu pembuka. Bersyukur atas kemerdekaan yang Tuhan berikan, sehingga kita boleh merasakan indahnya kebebasan.
Sepulang dari kebaktian, jemput nyokap dan iie Mira di depan Dunkin rencananya mo nyobain Rawon Setan Mbak Endang yang ada didaerah Mangga Besar. Terbawa rasa penasaran aja, rawon seperti apa sih yang disebut rawon setan? makin penasaran lagi, restoran tsb buka 24 jam, setau gue restoran yang buka 24 jam tuh ngak banyak, biasanya franchise, lha ini, kalo dari nama mestinya restoran lokal, hebat juga tuh bisa buka 24 jam.
Gue pesan 1 porsi rawon iga special, 2 nasi putih, 2 es teh tawar, 1 paket rawon daging yang sudah termasuk nasi, 1/2 telor asin, kerupuk udang dan teh botol. Untuk melengkapi 4 sehat gue pesen pecel. Makanan keluar, rawon iga ditaruh dalam mangkok besar dengan api dibawahnya, sementara rawon daging dicampur dalam nasi. Rawon udah tersedia di meja trus dimana "setan" nya??? ternyata sambel cabe rawitnya yang peudesss minta ampun, itulah "setannya". Soal rasa... lumayan lah... kluwek tidak pahit, toge kecilnya seger. Harga? rawon iga Rp 30,000, paket rawon Rp 20,000, total kerusakan Rp 72,000. Masih bolehlah...
Jam 11.15 kita udah nyampe di Lokasari, mao ke supermarket Hari-hari, eh... belon buka, katanya buka jam 12, jalan2 disekitar situ, ada toko2 kecil, trus nunggu di mobil. Gile beneerrr.... dibela2in nungguin supermarket buka.
Jam 2.00 pulang, didepan gang udah di cegat sama hansip, mobil gak bisa masuk, karena jalanan mo dipake buat perlombaan 17an, terpaksa deh mobil nginap di tempat parkiran, dan acara perlombaan diadakan tepat di depan rumah gue, akibatnya gue ngak bebas keluar masuk, karena orang banyak berkerumun menonton perlombaan tersebut. Walah... walah...hari kemerdekaan koq, gue ngak merdeka, terkungkung di rumah, gak bisa keluar, akhirnya gue jadi supporter si Emi aja yang ikutan main menggetok bungkusan air dengan mata tertutup, duh.. sampe serak deh gue ikutan nyorakin.
Buat Indonesiaku Sekali Merdeka, tetap Merdeka!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)