Sore 30 November 2004 sekitar jam 6, langit gelap dengan hujan rintik, aku melewati Stasiun Gambir menuju arah gereja Kathedral. Itu jalan yang biasa aku lewati untuk menuju kerumah di daerah Gunung Sahari. Jalan tidak terlalu ramai, kupacu kendaraan dengan santai, melewati tikungan, aku melihat banyak batu2 besar disepanjang jalur pemisah dampak dari pembongkaran untuk proyek busway (?), rupanya perhitungan aku agak meleset sehingga roda kanan depan menumbuk batu besar, sehingga mobil miring kekiri, badan kiri mobil beradu dengan aspal, meninggalkan luka gores yang parah disepanjang badan mobil. Setelah itu, mobil terguling kembali ke posisi semula lalu terguling ke kanan. Terdengar kaca di kiri kanan mobil pecah dan aku melihat aspal yang begitu dekat dengan pipi kananku.
Puji Tuhan, karena aku memakai seat belt, sehingga badanku masih terikat erat di kursi, ramai orang berusaha menolong mengeluarkan aku dari mobil. Aku keluar melewati jendela kiri depan dengan tidak kurang suatu apapun, sehat walafiat, tidak ada luka, maupun memar, cuma agak shock. Pikiranku kosong, orang disekelilingku begitu banyak, lebih dari 20 orang, semua laki2, sebagian bertampang sangar, ada rasa ngeri dan takut terbersit, tapi tangan Tuhan menolong aku, kudengar seseorang berteriak, ini tas nya bu, ini kacamata, pegang, ntar hilang...Terima kasih Tuhan, didalam tasku ada uang yang lumayan besar, maklum habis bulan, jadi ambil uang untuk membayar keperluan dirumah.
Jalan menjadi macet, dan lagi2 Tuhan menolong aku, seorang polisi dengan pakaian preman menghampiri aku dan membantu aku mencarikan derek untuk mengangkut mobilku ke bengkel. Negosiasi harga dengan petugas derek berjalan cepat, dengan harga yang menurut sebagian besar orang wajar. Untuk membubarkan orang2 yang banyak disekelilingku cukup dengan uang rokok sebesar Rp 25,000.
Tuhan memang baik dan Dia tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan Nya, semula aku agak ragu untuk membawa mobilku ke bengkel rekanan asuransi, mengingat sudah lewat dari jam 7 malam, dan aku tau jelas, bengkel tutup jam 5 sore, aku nekat telpon, Puji Tuhan, seseorang disana menyambut telepon aku dan bersedia menunggu kedatangan mobilku.
Kalau melihat kondisi mobil, agak tidak mungkin, aku tidak mengalami luka sedikitpun. Tapi kenyataannya, Tuhan melindungi aku dari luka sekecil apapun.
Hari ini, setelah semuanya berlalu, yang ada dalam pikiran dan perasaanku adalah betapa baiknya Tuhan, betapa besar perlindungan yang Dia berikan buat aku, bahkan ditengah2 kondisi yang "jelek" sekalipun Tuhan bisa memakai tangan2 lain untuk membantu aku.
Terpujilah Tuhan Yesus, sekarang dan selamanya. Kemuliaan hanya bagi Dia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar